Kata menopause berasal dari dua kata Yunani yang berarti
"bulan” dan “penghentian sementara” yang secara linguistik lebih tepat
disebut “menocease”. Secara medis istilah menopause mengandung arti
berhentinya masa menstruasi, bukan istirahat.
Meski kata menopause hanya mengandung arti akhir masa
menstruasi, walaupun demikian dalam penggunaan secara umum menopause mempunyai
makna masa transisi atau masa peralihan, dari beberapa tahun sebelum menstruasi
terakhir sampai setahun sesudahnya. Hal itu disebabkan karena keluaran hormon
dari ovarium (indung telur) berkurang, masa haid menjadi tidak teratur
dan kemudian lenyap sama sekali. Dengan lenyapnya haid ini maka wanita sudah
memasuki suatu masa peralihan yaitu masa menopause.
Menopause merupakan suatu tahap dimana wanita tidak lagi
mendapatkan siklus menstruasi yang menunjukkan berakhirnya kemampuan wanita
untuk bereproduksi. Secara normal wanita akan mengalami menopause antara usia
40 tahun sampai 50 tahun. Pada saat menopause, wanita akan mengalami
perubahan-perubahan di dalam organ tubuhnya yang disebabkan oleh bertambahnya
usia. Usia dari hari ke hari akan terus berjalan dan setiap orang seiring
dengan bertambahnya usia tidak akan lepas dari predikat tua. Dengan
bertambahnya usia maka gerak-gerik, tingkah laku, cara berpakaian dan bentuk
tubuh mengalami suatu perubahan.
Secara
singkat dapat dikatakan bahwa menopause merupakan suatu proses peralihan dari
masa produktif menuju perubahan secara perlahan-lahan ke masa non produktif
yang disebabkan oleh berkurangnya hormon estrogen dan progesteron seiring
dengan bertambahnya usia. Sehubungan dengan terjadinya menopause pada lansia
maka biasanya hal itu diikuti dengan berbagai gejolak atau perubahan yang
meliputi aspek fisik maupun psikologis yang dapat mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan si lansia tersebut.
Fisik
Ketika seseorang memasuki masa menopause,
fisik mengalami ketidaknyamanan seperti rasa kaku dan linu yang dapat terjadi
secara tiba-tiba di sekujur tubuh, misalnya pada kepala, leher dan dada bagian
atas. Kadang-kadang rasa kaku ini dapat diikuti dengan rasa panas atau dingin,
pening, kelelahan, jengkel, resah, cepat marah, dan berdebar-debar (Hurlock,
1992). Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala dari
menopause yaitu:
a.Ketidakteraturan Siklus Haid
Tanda paling umum adalah fluktuasi dalam
siklus haid, kadang kala haid muncul tepat waktu, tetapi tidak pada siklus
berikutnya. Ketidakteraturan ini sering disertai dengan jumlah darah yang
sangat banyak, tidak seperti volume pendarahan haid yang normal. Keadaan ini
sering mengesalkan wanita karena ia harus beberapa kali mengganti pembalut yang
dipakainya. Normalnya haid akan berakhir setelah tiga sampai empat hari, namun
pada keadaan ini haid baru dapat berakhir setelah satu minggu atau lebih.
b.Gejolak Rasa Panas
Arus panas biasanya timbul pada saat darah
haid mulai berkurang dan berlangsung sampai haid benar-benar berhenti. Sheldon
H.C (dalam Rosetta Reitz, 1979) mengatakan “ kira-kira 60% wanita mengalami
arus panas”. Arus panas ini disertai oleh rasa menggelitik disekitar jari-jari,
kaki maupun tangan serta pada kepala, atau bahkan timbul secara menyeluruh.
Munculnya hot flashes ini sering diawali pada daerah dada, leher atau
wajah dan menjalar ke beberapa daerah tubuh yang lain. Hal ini berlangsung
selama dua sampai tiga menit yang disertai pula oleh keringat yang banyak.
Ketika terjadi pada malam hari, keringat ini dapat menggangu tidur dan bila hal
ini sering terjadi akan menimbulkan rasa letih yang serius bahkan menjadi
depresi.
c.Kekeringan Vagina
Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim
sedikit sekali mensekresikan lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen
yang menyebabkan liang vagina menjadi lebih tipis, lebih kering dan kurang
elastis. Alat kelamin mulai mengerut, Liang senggama kering sehingga
menimbulkan nyeri pada saat senggama, keputihan, rasa sakit pada saat kencing.
Keadaan ini membuat hubungan seksual akan terasa sakit. Keadaan ini sering kali
menimbulkan keluhan pada wanita bahwa frekuensi buang air kecilnya meningkat
dan tidak dapat menahan kencing terutama pada saat batuk, bersin, tertawa atau
orgasme.
d.Perubahan Kulit
Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas
kulit, ketika menstruasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang
elastis terutama pada daerah sekitar wajah, leher dan lengan. Kulit di bagian
bawah mata menjadi mengembung seperti kantong, dan lingkaran hitam dibagian ini
menjadi lebih permanen dan jelas (Hurlock, 1992)
e.Keringat di Malam Hari
Berkeringat malam hari, bangun
bersimbah peluh. Sehingga perlu mengganti pakaian dimalam hari. Berkeringat
malam hari tidak saja menggangu tidur melainkan juga teman atau pasangan tidur.
Akibatnya diantara keduanya merasa lelah dan lebih mudah tersinggung, karena
tidak dapat tidur nyenyak.
f.Sulit Tidur
Insomnia (sulit tidur) lazim terjadi pada waktu
menopause, tetapi hal ini mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat
berkeringat malam hari, wajah memerah dan perubahan yang lain.
g.Perubahan Pada Mulut
Pada saat ini kemampuan mengecap pada
wanita berubah menjadi kurang peka, sementara yang lain mengalami gangguan gusi
dan gigi menjadi lebih mudah tanggal.
h.Kerapuhan Tulang
Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab
proses osteoporosis (kerapuhan tulang). Osteoporosis merupakan
penyakit kerangka yang paling umum dan merupakan persoalan bagi yang telah
berumur, paling banyak menyerang wanita yang telah menopause. Biasanya kita
kehilangan 1% tulang dalam setahun akibat proses penuaan (mungkin ini yang
menyebabkan nyeri persendian), tetapi kadang setelah menopause kita kehilangan
2% setahunnya. John Hutton (1984:35) memperkirakan sekitar 25% wanita
kehilangan tulang lebih cepat daripada proses menua. Menurunnya kadar estrogen
akan diikuti dengan penurunan penyerapan kalsium yang terdapat dalam makanan.
Kekurangan kalsium ini oleh tubuh diatasi dengan menyerap kembali kalsium yang
terdapat dalam tulang, dan akibatnya tulang menjadi keropos dan rapuh.
i.Badan Menjadi Gemuk
Banyak wanita yang menjadi gemuk selama
menopause. Rasa letih yang biasanya dialami pada masa menopause, diperburuk
dengan perilaku makan yang sembarangan. Banyak wanita yang bertambah berat
badannya pada masa menopause, hal ini disebabkan oleh faktor makanan ditambah
lagi karena kurang berolahraga.
j.Penyakit
Ada beberapa penyakit yang seringkali dialami oleh wanita
menopause. Dari sudut pandang medik ada 2 (dua) perubahan paling penting
yang terjadi pada waktu menopause yaitu meningkatnya kemungkinan terjadi
penyakit jantung, pembuluh darah serta hilangnya mineral dan protein di dalam
tulang (osteoporosis). Penyakit jantung dan pembuluh darah dapat menimbulkan
gangguan seperti stroke atau serangan jantung. Selain itu penyakit kanker juga
lebih sering terjadi pada orang yang berusia lanjut. Semakin lama kehidupan
maka semakin besar kemungkinan penyakit itu menyerang. Misalnya kanker
payudara, kanker rahim dan kanker ovarium. Kanker payudara lebih umum terjadi
pada wanita yang telah melampaui masa menopause.
Kanker rahim adalah istilah luas untuk kanker yang terjadi di
rahim, ada dua bagian rahim yang dapat menjadi tempat bermulanya kanker. Yang
pertama adalah serviks, kanker ini terutama berjangkit pada wanita berusia
diatas 30 tahun. Gejala yang harus diperhatikan adalah pendarahan vagina
setelah persetubuhan, pergetahan vagina yang tidak biasa dan noda diantara
haid. Sementara kanker indometrium (kanker tubuh rahim) terutama menjangkiti
wanita diatas usia 45 tahun, yang paling menanggung resiko adalah yang pernah
mendapat haid agak lambat, dan yang mempunyai kombinasi antara tekanan darah
tinggi, diabetes, dan berat tubuh berlebih. Gejalanya adalah pendarahan tak
normal, pendarahan antara haid, keluaran darah yang lebih lama atau lebih
kental dibandingkan biasanya, dan pendarahan haid terakhir dalam menopause.
Psikologis
Aspek psikologis
yang terjadi pada lansia atau wanita menopause amat penting peranan dalam
kehidupan sosial lansia terutama dalam menghadapi masalah-masalah yang
berkaitan dengan pensiun; hilangnya jabatan atau pekerjaan yang sebelumnya
sangat menjadi kebanggaan sang lansia tersebut. Berbicara tentang aspek psikologis lansia
dalam pendekatan eklektik holistik, sebenarnya tidak dapat dipisahkan antara
aspek organ-biologis, psikologis, sosial, budaya dan spiritual dalam kehidupan
lansia.
Beberapa gejala psikologis yang menonjol
ketika menopause adalah mudah tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup,
kesepian, tidak sabar, tegang (tension), cemas dan depresi. Ada juga
lansia yang kehilangan harga diri karena menurunnya daya tarik fisik dan
seksual, mereka merasa tidak dibutuhkan oleh suami dan anak-anak mereka, serta
merasa kehilangan femininitas karena fungsi reproduksi yang hilang.
Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala dari menopause
yaitu:
a.Ingatan Menurun
Gelaja ini terlihat bahwa sebelum menopause
wanita dapat mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause terjadi
kemunduran dalam mengingat, bahkan sering lupa pada hal-hal yang sederhana,
padahal sebelumnya secara otomatis langsung ingat.
b.Kecemasan
Banyak ibu-ibu yang mengeluh bahwa setelah menopause dan
lansia merasa menjadi pencemas. Kecemasan yang timbul sering dihubungkan
dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak
pernah dikhawatirkan. Misalnya kalau dulu biasa pergi sendirian ke luar kota
sendiri, namun sekarang merasa cemas dan khawatir, hal itu sering juga
diperkuat oleh larangan dari ana-anaknya. Kecemasan pada Ibu-ibu lansia yang
telah menopause umumnya bersifat relatif, artinya ada orang yang cemas
dan dapat tenang kembali, setelah mendapatkan semangat/dukungan dari ornag di
sekitarnya; namun ada juga yang terus-menerus cemas, meskipun orang-orang
disekitarnya telah memberi dukungan. Akan tetapi banyak juga ibu-ibu yang
mengalami menopause namun tidak mengalami perubahan yang berarti dalam
kehidupannya. Menopause rupanya mirip atau sama juga dengan masa pubertas yang
dialami seorang remaja sebagai awal berfungsinya alat-alat reproduksi, dimana
ada remaja yang cemas, ada yang khawatir namun ada juga yang biasa-biasa
sehingga tidak menimbulkan gejolak.
Adapun simtom-simtom psikologis adanya kecemasan bila ditinjau
dari beberapa aspek, menurut Blackburn and Davidson (1990 :9) adalah sebagai
berikut :
·
Suasana hati yaitu keadaan yang menunjukkan
ketidaktenangan psikis, seperti: mudah marah, perasaan sangat tegang.
·
Pikiran yaitu keadaan pikiran yang tidak
menentu, seperti: khawatir, sukar konsentrasi, pikiran kosong,
membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat sensitif, merasa tidak
berdaya.
·
Motivasi yaitu dorongan untuk mencapai
sesuatu, seperti : menghindari situasi, ketergantungan yang tinggi, ingin
melarikan diri, lari dari kenyataan.
·
Perilaku
gelisah yaitu keadaan diri yang tidak
terkendali seperti : gugup, kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitif dan
agitasi.
·
Reaksi-reaksi
biologis yang
tidak terkendali, seperti : berkeringat, gemetar, pusing, berdebar-debar, mual,
mulut kering.
Gangguan kecemasan dianggap berasal dari suatu mekanisme
pertahanann diri yang dipilih secara alamiah oleh makhluk hidup bila menghadapi
sesuatu yang mengancam dan berbahaya. Kecemasan yang dialami dalam situasi
semacam itu memberi isyarat kepada makhluk hidup agar melakukan tindakan
mempertahankan diri untuk menghindari atau mengurangi bahaya atau ancaman.
Menjadi cemas pada tingkat tertentu dapat dianggap sebagai
bagian dari respon normal untuk mengatasi masalah sehari-hari. Bagaimana juga,
bila kecemasan ini berlebihan dan tidak sebanding dengan suatu situasi, hal itu
dianggap sebagai hambatan dan dikenal sebagai masalah klinis.
c.Mudah Tersinggug
Gejala ini lebih mudah
terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah tersinggung dan marah
terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak menggangu. Ini mungkin
disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita menjadi sangat menyadari
proses mana yang sedang berlangsung dalam dirinya. Perasaannya menjadi sangat
sensitif terhadap sikap dan perilaku orang-orang di sekitarnya, terutama jika
sikap dan perilaku tersebut dipersepsikan sebagai menyinggung proses penerimaan
yang sedang terjadi dalam dirinya.
d.Stress
Tidak ada orang yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was
dan cemas, termasuk para lansia menopause. Ketegangan perasaan atau stress
selalu beredar dalam lingkungan pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah
tangga dan bahkan menyelusup ke dalam tidur. Kalau tidak ditanggulangi stress
dapat menyita energi, mengurangi produktivitas kerja dan menurunkan kekebalan
terhadap penyakit, artinya kalau dibiarkan dapat menggerogoti tubuh secara
diam-diam.
Namun demikian stress tidak hanya
memberikan dampak negatif, tapi bisa juga memberikan dampak positif. Apakah
kemudian dampak itu positif atau negatif, tergantung pada bagaimana individu
memandang dan mengendalikannya. Stress adalah suatu keadaan atau tantangan yang
kapasitasnya diluar kemampuan seseorang oleh karena itu, stress sangat
individual sifatnya.
Respon orang terhadap sumber stress sangat
beragam, suatu rentang waktu bisa tiba-tiba jadi pencetus stress yang temporer.
Stress dapat juga bersifat kronis misalnya konflik keluarga. Reaksi kita
terhadap pencetus stress dapat digolongkan dalam dua kategori psikologis dan
fisiologis.
Di tingkat psikologis, respon orang
terhadap sumber stress tidak bisa diramalkan, sebagaimana perbedaan suasana
hati dan emosi kita dapat menimbulkan beragam reaksi, mulai dari hanya ekspresi
marah sampai akhirnya ke hal-hal lain yang lebih sulit untuk dikendalikan. Di
tingkat psikologis, respon orang terhadap sumber stress ini tergantung pada
beberapa faktor, termasuk keadaan emosi pada saat itu dan sikap orang itu dalam
menanggapi stress tersebut.
e.Depresi
Dari penelitian-penelitian yang dilakukan
di Amerika Serikat dan Eropa diperkirakan 9% s/d 26% wanita dan 5% s/d 12% pria
pernah menderita penyakit depresi yang gawat di dalam kehidupan mereka. Setiap
saat, diperkirakan bahwa 4,5% s/d 9,3% wanita dan 2,3% s/d 3,2% pria akan
menderita karena gangguan ini. Dengan demikian secara kasar dapat dikatakan
bahwa wanita dua kali lebih besar kemungkinan akan menderita depresi daripada
pria.
Wanita yang mengalami depresi sering merasa
sedih, karena kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan
kesempatan untuk memiliki anak, sedih karena kehilangan daya tarik. Wanita
merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai wanita dan harus
menghadapi masa tuanya.
Depresi dapat menyerang wanita untuk satu
kali, kadang-kadang depresi merupakan respon terhadap perubahan sosial dan
fisik yang sering kali dialami dalam fase kehidupan tertentu, akan tetapi beberapa
wanita mungkin mengembangkan rasa depresi yang dalam yang tidak sesuai atau
proporsional dengan lingkungan pribadi mereka dan mungkin sulit dihindarkan.
Simton-simton psikologis adanya depresi
bila ditinjau dari beberapa aspek, menurut Marie Blakburn dan Kate Davidson
(1990:5) adalah sebagai berikut :
·
Suasana
hati, ditandai dengan kesedihan, kecemasan, mudah marah.
·
Berpikir,
ditandai dengan mudah hilang konsentrasi, lambat dan kacau dalam berpikir,
menyalahkan diri sendiri, ragu-ragu, harga diri rendah.
·
Motivasi,
ditandai dengan kurang minat bekerja dan menekuni hobi, menghindari kegiatan
kerja dan sosial, ingin melarikan diri, ketergantungan tinggi pada orang lain.
·
Perilaku
gelisah terlihat dari gerakan yang lamban, sering mondar-mandir, menangis,
mengeluh.
·
Sintom
biologis, ditandai dengan hilang nafsu makan atau nafsu makan bertambah, hilang
hasrat sesksual, tidur terganggu, gelisah.
Mungkin masih ada
gejala-gejala fisik maupun psikologis lain yang menyertai menopause.
Gejala-gejala tersebut diatas sangat perlu dipahami supaya tidak terjadi
kesalahpahaman dalam memperlakukan para lansia. Dengan memahami gejala tersebut
diharapkan lansia dapat mengerti apa yang sedang terjadi dalam diri mereka.
Selain itu pihak keluarga pun diharapkan dapat merespon secara tepat sehingga
tidak membuat lansia merasa dikucilkan atau disia-siakan. Mari kita bantu para
lansia kita dengan memahami berbagai gejala fisik maupun psikologis sehingga
tahu bagaimana cara terbaik untuk membantu mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar